Kepingan Diri yang Sempat Hilang

Kepingan Diri yang Sempat Hilang

“Mungkin hati kita tidak sesempurna seperti sedia kala. Sempat pecah, patah ataupun goyah. Yang perlu kita lakukan tak membiarkan kepingannya hilang. Simpanlah dan buat kepingan itu tergantikan dengan warna lain yang sempat terlupakan. Sebab terkadang hati kita perlu hal menyakitkan yang membuat kita sadar.

Jadikan pelajaran, sayang. Kekuatan hati tergantung siapa sandarannya. Siapa lagi yang lebih kuat di dunia ini selain Penciptanya? Tidak ada lagi. Hanya Dia.”

.

.

Tulisan ini dibuat tahun 2016, dijadikan status fb yang sekarang tidak kugunakan tapi tetap kuaktifkan supaya sedikit manfaatnya bisa diambil.

Dengan sedikit editan aku ramu lagi tulisan itu agar lebih mendewasa dikit, haha. Sempat tidak ingat bahwa dulu sering menuliskan hal-hal yang terlihat bijak. Aku bahkan merasa lebih bijak waktu dulu sering menulis ketimbang sekarang. Padahal masalah-masalah yang aku hadapi sama saja dengan yang lalu, hanya saja aku tidak konsis memikirkan refleksi kenapa itu harus terjadi. Apa maksud Allah atas semua ini. Jadinya lupa, bahwa segala sesuatu memiliki makna.

.

Syukurnya, Allah memberiku kegemaran tulis menulis, meskipun aku malu tulisanku belum seilmiah tulisan-tulisan orang lain. Apalagi saat memasuki bangku kuliah, aku jadi takut menulis. Karena tulisanku sekedar refleksi atas pengalaman hidup. Tapi tetap aku belajar sedikit demi sedikit bahwa untuk bisa membaca, kita harus terlebih dahulu mengenal abjad. Yang asalnya pesimis, khawatir pandangan orang atas tulisanku yang melulu soal perasaan, tidak lagi terlalu kugubris, tapi kutetap perhatikan sambil introspeksi diri kalau-kalau memang tulisanku berdampak negatif. Hihi.

.

Dan juga satu hal yang awalnya menjadi ketakutan, yaitu aku tidak bisa menjalankan nasehat yang aku tuliskan sendiri. Ketika aku melakukan kesalahan yang berbanding terbalik dengan tulisanku, aku langsung menghapusnya, takut dosa. Baperan ya 😦 . Lalu kumencoba positive thinking, kalau aku menulis kebaikan saja masih melakukan kesalahan, apalagi tidak menulis. Akan berkurang lah karib setia untuk mengingatkan. Aku mencoba menerima ketidaksempurnaan diri, sambil terus mendewasa.

.

Semoga setidaknya ada kenang yang membuat manusia teringat kebaikan, meski secuil dariku. Barakallaahu fiikum.

5 pemikiran pada “Kepingan Diri yang Sempat Hilang

  1. Assalamualaikum, senang bersapa di sini Mba Aini.
    Menulis, kemudian membaca tulisan diri sendiri, selayak bertemu sahabat lama, terasa haru, ingin terus bersama, meski ia sudah jauh di sana, di masa lalunya, yaa. 😊😊😊

    Disukai oleh 1 orang

Komentar ditutup.